Drs H. Suratto Siswodihardjo lahir 2 Juli 1945 di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Setelah lulus SMA Negeri 3 Solo melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Ketika kuliah sudah berlangsung satu semester Suratto mengikuti tes masuk Akademi Angkatan Udara (AAU). Suratto lulus AAU tahun 1969 dan resmi menyandang pangkat Letnan Dua TNI AU.
Pak Suratto menikah dengan gadis Sunda bernama Ana Karmini dan dikarunia tiga orang anak, Anton Sukartono Surrato M.Si., (sekarang anggota DPR RI dan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat), Kombes Pol Dr. Budi Sartono S.I.K., M.Si, M.Han. (Kapolrestabes Bandung) dan Zelly Ratnaasih S.H (pengusaha kuliner). Ketiganya lahir di Kota Bandung.
Setelah 15 tahun berdinas di Bandung (Lanud Sulaeman Bandung dan Lanud Husein Sastranegara Bandung) Pak Suratto lalu berpindah tugas ke Mabes TNI dan kemudian mengabdi di DPRD DKI Jakarta sebagai anggota Fraksi ABRI. Sebagai anggota DPRD Pak Surrato sempat bermitra dengan empat gubernur DKI Jakarta, yaitu R. Soeprapto, Wiyogo Atmodarminto, Soerjadi Soerdirja dan Sutiyoso.
Pak Surrato pensiun dari TNI berpangkat Marsekal Pertama. Sesudah pensiun Pak Surrato semakin banyak aktivitas.
Pak Suratto bertugas sebagai komisaris Bank Bukopin sampai tahun 2003, kemudian bergabung ke Partai Demokrat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu. Beliau pernah menjadi komisaris di Bank Bukopin, Angkasa Pura II, Angkasa Pura I dan Pelindo IV.

Di bidang sosial Pak Suratto mendirikan Yayasan Bhakti Suratto (YBS). Pada tahun 2006 Pak Suratto mendirikan Sekolah Alam Cikeas, disusul Rumah Sakit Cikeas (RSC) tahun 2012, rumah penampungan anak-anak TKW, Sekolah Yatim Taruna Nusantara (2022) dan majalah filantropi Giving Today yang terbit dua bulan sekali.
Saat ini YBS mempekerjakan 160 orang karyawan yang tersebar di Sekolah Alam Cikeas, Rumah Sehat Cikeas dan Sekolah Yatim Taruna Nusantara.
Semua unit di bawah YBS mengalami perkembangan. Rumah Sehat Cikeas sudah memiliki 18.000 anggota BPJS, jumlah siswa Sekolah Alam Cikeas terus bertambah dan berencana membuka cabang, sementara Sekolah Yatim Taruna Nusantara tahun ini menerima 15 orang siswa.
Pak Suratto juga selalu bergerak cepat menyalurkan bantuan kemanusiaan ke setiap musibah, di antaranya gempa bumi di Cianjur, banjir Cawang, banjir di Jakarta, gempa bumi di Klaten dan bencana alam di Panggandaran.
Pak Surrato juga mengembangkan bakatnya sejak muda, yaitu menjadi pengusaha. Usahanya beragam mulai dari properti, pangan, kesehatan sampai pendidikan.
Beragam jejak dan pengalaman hidupnya juga ditulis dalam beberapa buku, di antaranya Virus Wirausaha, The Greates Secret of Life dan Gerak Tiada Henti, Diam Berarti Mati.

“Berbuat baik saja, jangan pernah takut untuk bersedekah,” itulah salah satu prinsip yang diyakini oleh Pak Suratto.
Selain terus mengabdi untuk kegiatan sosial, Pak Suratto setiap hari terus melakukan kegiatan yang sudah bertahun-tahun menjadi kebiasaannya, yaitu menulis. Hampir setiap pagi Pak Suratto menulis khususnya nilai-nilai kehidupan (live value), mulai dari motivasi hidup, agama dan spiritualitas, bisnis-sosiopreneur, gaya hidup dan kesehatan.
Bagi Pak Suratto menulis, selain untuk bersedekah ilmu dan mewariskan nilai-nilai kehidupan, adalah juga untuk menjaga keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri. “Di samping itu supaya tidak mudah pikun,” kata Pak Suratto.
Atas saran Pak Turino Yulianto, Sekjen Yayasan Bhakti Suratto, dibuatlah website ini. Nama domain awalnya dilempar ke WA Grup pengelola majalah Giving Today. Atas beberapa pilihan nama domain lantas pilihan Pak Dodi Mawardi, Direktur Pelaksana Yayasan Bhakti Suratto, disyahkan sebagai nama web ini: www.suratto.id.(*)